Karya Nano Warsono ‘Mr. Bat and Mr. Philip’ tahun 2010

Mei 2005 publik Indonesia dikejutkan berita Philip Morris mengakuisisi saham mayoritas pabrik rokok HM Sampoerna dengan nilai 5,2 milyard UD dollar. Setiap lembar saham dihargai 20 persen lebih tinggi dari harga penutupan pekan sebelumnya. Akuisisi itu tercatat sebagai akuisisi terbesar di Indonesia sampai hari ini. Saat akuisisi itu di Indonesia sedang hangat hangatnya berita akan keluarnya peraturan daerah larangan merokok. Analis berpendapat perusahaan pencetak uang itu dijual karena industri rokok segera memasuki masa senja dan sulit untuk berkembang lagi.

Philip Morris adalah perusahaan Amerika pemilik merk Marlboro rokok putih paling terkenal di dunia. Iklannya No.1 in The World. Di Indonesia Marlboro rokok putih teratas tapi pasarnya masih kalah dibanding rokok kretek.
Saingan terbesar Marlboro bukan rokok putih tapi rokok kretek di antaranya Djie Sam Soe dari HM Sampoerna.
Marlboro terus berusaha memperbesar dominasi pasar di Indonesia dengan banyak iklan untuk mengalihkan perokok kretek ke rokok putih. Brandingnya sebagai rokok yang lebih aman untuk kesehatan karena memakai filter. Sedang Djie Sam Soe adalah rokok kretek tradisional tanpa filter yang dibuat dengan tangan dari tembakau asli Indonesia yang dicampur rempah rempah. Meski harganya paling mahal dari seluruh rokok kretek yang ada tapi paling digemari orang Indonesia bahkan orang luar negeripun ikut menyukainya.

Banyak yang bertanya tanya bagaimana kelanjutan Dji Sam Soe setelah akuisisi tersebut. Apakah ada tujuan terselubung selain keuntungan finansial semata?

Karya ini mengkomunikasikan kekawatiran akan semakin gencarnya peraturan peraturan baru yang dikeluarkan untuk membatasi langkah negara negara berkembang di dalam persaingan dagang global. Untuk terus mempertahankan dominasi negara negara Barat.
Tampak Mr Bat sebagai representasi pembuat kebijakan Lembaga Perdagangan Dunia yang berkonspirasi dengan sekutunya dari negara maju Mr Philip sedang meremas sebungkus Djie Sam Soe dengan tangan kirinya sambil menghisap rokok putih di jari jari tangan kanannya. Ekspresi dan bahasa tubuhnya menunjukkan rasa geram terhadap rokok Djie Sam Soe itu.

Setelah akusisi di tahun 2005 itu peraturan tentang merokok di Indonesia semakin diperberat. Cukai rokok naik terus menerus setiap tahun. Pencantuman gambar peringatan bahaya merokok bagi kesehatan di bungkus rokok diwajibkan. Area merokok di tempat-tempat umum semakin dibatasi. Pemerintah Indonesia berharap para remaja, orang dewasa dan perokok pemula bisa menghentikan kebiasaan merokok itu.

Apa yang dikawatirkan dalam karya itu sampai hari ini tidak terjadi .. ataukah belum terjadi. HM Sampoerna di bawah Philip Moris masih terus memproduksi Djie Sam Soe sampai hari ini. Posisinya sebagai Raja Kretek tidak tergantikan. Setiap tahun pabrik HM Sampoerna memberikan keuntungan sangat besar … total angkanya mungkin sudah melewati nilai akuisisi itu sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *